Sabtu, 27 Agustus 2011

SLEEPING BEAUTY (my Fanfic)

Ni sebenernya bkn ff pertama saya, -..- , ff yg sblm2nya gagal >,<
Judulnya : Sleeping Beauty , emang jdlnya udh srng bgt d dngr tp, versi skrng dibedain m sya -__-

Castnya : semua member HSJ dan mungkin ada sdkt tmbhn .. -__-
Genre : humor, romance (menurut aku sih gitu, soalnya msh blm ngarti >,<
Author : (gak tau ini apaan --a)
dozou...

Suatu hari ada sebuah kerajaan yang sangat besar di negara Jonggel (johnny asociation crtnya mah), kerajaan itu sedang mengadakan acara perayaan ulangtahun putri tercintanya yang berusia 18 tahun. Seluruh kerajaan yang berada di negara Jonggel, datang untuk menghadiri dan merayakan pesta ulang tahun itu, seperti kerajaan KATUN, kerajaan Barubaru, kerajaan Belajar.Ilmu bayangan, kerajaan tArashi, kerajaan Kota laki2 amerika dan masih banyak lagi. Tentu saja, rakyat kerajaan itupun ikut merayakannya, nama kerajaan itu adalah kerajaan Ajleng (indonesianya lompat) .

Wilujeng tepang taun, Otanjoubi Omedetou, Selamat Ulang tahun, Happy birthday to you ,,  (ceritanya lagi nyanyi)
lagu itu dinyanyikan secara bersamaan dan dengan sangat kompak, dan tentu saja terdengar sangat merdu, Wilujeng tepang taun, Otanjoubi Omedetou, Selamat Ulang tahun, Happy birthday to you , happy birthday ............ putri Chinen.. . Kemudian sang putripun meniup kueh ulang tahunnya yang sangat besar dan indah itu, ketika itu juga, semua para undangan bertepuk tangan dengan meriah.
“Sekarang, cobalah meminta permohonan ya sayang.” Ucap ratu permaisyuri Kei Inoo kepada putrinya tersebut.
“Bukannya, tadi sebelum meniup lilinnya.” Kata sang raja agung Kota Yabu yang keheranan
“Ah~ sudahlah, gak papa, tadi dinda kelupaan bilang sama Chinen. Iyakan sayang?” Kata ratu Inoo, dengan watadosnya kepada sang suami. “Ayo cepat chi, kau buat permohonan yah.”
“Un, baiklah.” Kata putri Chinen sambil menyatukan kedua tangannya dan menyimpannya di depan dadanya. “Hmm, aku berharap tahun ini.....”
Saat putri chinen sedang make a wish, tiba-tiba awan gelap muncul disertai oleh tiupan angin yang begitu kencang, petir menyambar dimana-mana, guludung terdengar sangat keras , sehingga menggetarkan gelas2 yang terdapat di atas meja saji. Serentak kejadian inipun membuat para tamu undangan kaget dan ketakukan.
“Aku harap ini, bukann pertanda buruk lagi, seperti kejadian 18 tahun yang lalu.” Kata raja Yabu dengan perasaan yang sangat khawatir
“Aku juga berharap begitu kanda.” Ucap ratu Inoo yang kemudian menarik chinen dan memeluknya seerat mungkin
“Ada apa ini bunda? Ayah ? ada apa? Bukan kah, kata bapa peramal, hari ini akan cerah? Aku takut bunda.” Kata putri Chinen, sambil memeluk kembali erat ibunya itu
“Tenanglah, kau akan baik-baik saja na.” Kata raja Yabu, sambil mengusap rambut putri Chinen, untuk meyakinkannya, bahwa tidak akan terjadi apa-apa.
Tiba-tiba setelah itu, muncul  sesosok pria dari langit gelap tersebut dengan menaiki seekor burung pi'it raksasa.
“Bukankah itu....” kata raja Yabu yang begitu kaget melihatnya.  “Hey kau, penyihir jahat, untuk apa kau kesini hah?” tanya raja Yabu dengan gagahnya
“Hahahhaha >
“Akukan, sudah bilang padamu, jangan pernah sekali-kali lagi, kamu menggangu kerajaan dan kelurgaku, apakah kejadian 18 tahun yang lalu masih belum cukup bagimu hah?” kata raja Yabu dengan sangat amarah
“Hahhaha,   apasih yang belum cukup bagiku hah ? (maksud -_-?) aku ini seorang penyihir hebat di dunia ini, aku ini masuk kedalam 3 besar penyiri terhebat, hahhahahahhahahahhahah... ohok ohok ohok ohok(batuk). Maaf2 tadi itu keselek blm minum.” Kata penyihir itu dengan bangganya.
“Hah!, siapa yang pedulu dengan semua itu, prajuritttt, serang penyihir ituuu!” perintah raja Yabu, kepada para prajuritnya untuk melawan penyihir itu.
Tapi walaupun begitu, kekuatan para prajurit kerajaan belum sanggup mengalahkan kekuatan sang penyihir jahat itu, melihat kondisi itu, para tamu undangn dari kerajaan2 lainpun pada kabur lari ketakutan, para rakyat langsung bersembunyi di rumahnya masing, yang tersisa, tinggal raja, ratu, tuan putri dan para prajurit yang terluka parah.
“hahhaha, sudahku bilang,, hapus,,,eh eh eh salah-salah,,ehmm.. aku ni masuk k dalm 3 besar penyhir terhebat, gak percaya sih,, hahaha , udh ah, gk usah panjng2, nanti batuk lagi. Langsung saja pada to the pointnya, putrimu itukan sudah cukup umur, dan dia juga putri  tercantik di negara ini, mungkin d dunia ini, oleh karena itu, aku ingin sekali menjadikan putrimu itu sebagai istri pertamaku, selama inikan aku belum kawin2 tuh, jadi aku ingin putrimu itu jadi istriku untuk selamanya, atauuu kalu tidak..”kata penyihir jahat itu
“Tidak bisa, anakku tidak bisa dan tidak boleh menikah dengan ornag sepertimu, aku sungguh tak sudi punya menantu sepertimu.” Kata ratu Inoo yang memotong perkataan penyihir jahat tadi.
“Apa ?!! oh~~ tidak bisa , kau harus menerima aku sebagai menantumu.” Kata penyihir jahat itu dengan menggoyangkan jari telunjuk kanannya kayak artis idolanya sule
“Hah, lagi pula aku tidak sudi menikah denganmu, kau itu cuman sedikit ganteng dan banyak jeleknya, mana mungin aku menikah denganmu, trus kayaknya kamu gak pernah di keramas yah?” kata putri chinen dengan nada yang sangat sinis
“lah~ calon istriku kok tau?” tanya penyir jahat itu dengan genitnya
“Yaiyalah tau, wonk itu rambutmu ampe dekil gitu, pokoknya aku n’dak mau nikah  ma kamu titik, gak pake koma.” Kata putri chinen yang sangat enggan menikah dengan penyihir jahat itu.
“Apa!!?? Kau tidak mau? Baiklah klo begitu, kamu harus tangung akibatnya.” Kata penyihir jahat itu dengan penuh angkara murka
“Tidakkkkk,, jangann..” teriak sang raja dan sang ratu yang mencoba menghalangi niat jahatnya penyihir tersebut.
Tapi apa daya, sang penyihir itu sudah mengutuk sang putri. Dengan cara membuat sang putri tertidur selamanya
“Hahahha, rasakan itu, itulah akibatnya, jika kau tidak mengikuti perintahku, coba jika kalian tadi mengikuti perintahku, mungkin tidak akan begini jadinya,, siapa duluuuu.. penyihir hebat Yuya gitu lho. Hahhaha.” Tawa penyihir Yuya dengan sangat puasnya, kemudian ia kembali menaiki burung pi'it raksasanya itu. “Oh ya, aku lupa, anak kalian itu tidak akan pernah bisa terbangun lagi, terrrkecuali aku sendiri yang membangunkannya,, hahhahha.” Kata sang penyihir jahat Yuya , untuk salam penutupnya. Kemudian ia pergi lagi, jauh entah kemana.
“Anakku, anakku, bangun na, ini bunda na.” Kata ratu Inoo, yang mencoba membangunkannya dengan cara mengguyah-guyahkan badan tuan putri Chinen, tapi apa daya, putri Chinen tidak bangun2. “Huhuhu,, apa yang harus kita lakukan kanda?” tangis ratu Inoo sambil bersandar di dada suaminya.
“Entahlah dinda, aku juga tidak tau.” Kata raja Yabu, yang sudah mulai pasrah.
Tiba-tiba lagi. Dari langit yang masih gelap itu, muncullah sebuah cahaya terang dari langit. Yang menbuat kedua mata raja dan ratu harus memakai kacamata hitam agar tidak kesilauan. Terlihat dari bawah, sesosok peri manis dengan pakaian putih softerner so clean turun dari langit, dengan awan kintonnya (lu kata sunggokong). Kemudian peri itu perlahan mulai mendekati sang raja dan ratu, tetapi ketika sudah jarak 2 mtr d ats permukaan lantai, tiba2 awan kinton yang dinaiki oleh peri itu kabur sendiri, mungkin keberatan bawa peri yang badannya lumyan berat, secara dari langit k bumikan membutuhkan waktu yang cukup lama, dan dengan terpaksa, sang peripun jatuh ke bawah ( ya iyalah masa k atas).
“Woyy!! Sialan lu, awan yang gak punya sopan santun apa?!! ratusan tahun lu udh sama gue,eehh~ masih kagak nurut, awas ya lu, gua hajar lu nanti di atas.”  Sewot  peri tersebut kepada awannya sambil menyingsingkan lengan bajunya yang panjang sampai k sikut.
“Maaf, anda siapa yah?” tanya raja Yabu, yang heran liat peri ko kayak preman pasar kepuh
“Oh~, maaf maaf maaf, tadi itu saya khilaf, maaf yah.” Kata peri itu yang 180 derajat berubah derastis menjadi peri yang santun dan dengan senyumannya yang manis. “Perkenalkan , nama saya peri Daiki, saya adalah peri dari semua peri, jadi intinya saya itu pemimpin para peri.” Kata peri Daiki dengan sangat manis dan sopan
“Lalu ada urusan apa anda kesini?” tanya ratu Inoo yang masih belewah beleweh
“Tadi di atas kayangan , saya melihat ulah s penyihir Yuya lagi, dan saya datang kesini untuk membantu kalian agar putri chinen , bisa bangun kembali.” Kata peri Daiki dengan so bijaksana
“Benarkah itu peri?” tanya ratu Inoo yang seneng tante girang
“Ya , tapi saya hanya bisa memberitahukan caranya saja, karena jujur ilmu saya belum bisa mengobati kutukan penyihir Yuya yang ini, sekali lagi saya mohon maaf.” Kata peri Daiki dengan nada yang cukup sedih
“Ya sudah, tidak apa2. Lalu bagaimana caranya agar anak saya bisa normal kembali?” Tanya raja Yabu yang sangat penasaran
“Caranya begini, kalian harus mendapatkan air dari bunga Moonlight yang berada di puncak gunung  BON-BON , tapi untuk mendapatkannya itu amat sangat sulit, pertama kalian harus menghadapi si penguni hutan Fatalism yang terkenal sangat kejam dan jahat dan masih banyak lagi, dan yang paling terpenting, orang yang mengambil bunga itu adalah ornag yang benar2 tulus mencintai putri Chinen. Itulah caranya.” Kta peri Daiki kepada sang raja dan ratu
“Baiklah, akan saya usahakan itu, bagaimanapun caranya, putri kita harus pulih kembali.” Kata raja Yabu dengan penuh semangat
“Tapi.. bagaimana caranya kita mencari seseorang yang tulus mencintai putri kita?” keluh ratu Inoo yang masih belum yakin
“Haha, itu pikirkan sendiri oleh kalian, klo begitu saya peri Daiki pamit dulu.” Kemudian peri Daiki pergi meninggalkan raja dan ratu yang sedang kebingungan, tapi beberapa saat  kemudian peri Daiki balik lagi. “Eh, raja, ratu, bagi ongos donk , buat pulang nih, s awannya lagi pundung, bagi duit aja sedikit buat bayar ojek pulang, pliss.” Kata peri daiki sambil memohon2 kepada raja dan ratu dengan mata dan senyumnya yang menggoda.
“huh, dasar peri gk punya modal , nih , goceng, buat bayar ojeknya.” Kata ratu Inoo sambil meberikan uang 5 rb rpah kpd peri Daiki.
“Hoho, maksih2 makasih, sampai jumpa, peri Daiki pamit dulu ya, nanti kapan2 kesini lagi ko, tenang aja,, hahha.” Kemudian peri Daiki pergi meninggalkan ratu dan raja ke alamnya.
“Bagaimana ini kanda?” tanya ratu Inoo yang sangat cemas.
“Hmm,...... bagaimana kalau kita mengadakan saembara?” usul raja Yabu dengan sangat cemerlang
“Ah~ benar juga, kita adakan saembara saja yah.” . Kemudian kerajaan Ajlengpun membuat saembara untuk para pangeran2 atau para pemuda2 yang berisikan, barang siapa yang dapat membawakan air dari bunga Moonlight dari puncak gunung BON-BON  dengan penuh rasa ikhlas dan sepenuh hati rido karena Allah SWT dan sungguh2 mencintai putri Chinen, maka dia berhak untuk menikahi putri Chinen dan menjadi raja di kerajaan Ajleng yang akan datang,sepensiunnya raja Yabu. Formulir pendaftaran dapat diambil di sekretariat kerajaan, masa tenggang waktu tidak ada. Perlombaan saembara inipun langsung tersebar sampai se antero negeri Jonggel dan negeri2 yang lain dan di ikuti oleh ribuan bahkan ratusan ribu para pemuda2 , namun walaupun begitu, belum ada yang bisa berhasil untuk mengambil air bunga Moonlight tersebut, rata-rata mereka behenti di tngh jalan karena ada yang gak sangguplah, mobil mogoklah dan lain2. Hingga suatu hari...
“Bagaimna ini kanda? Belum juga ada yang berhasil mengambil air bunga Moonlight tersebut, bagaimana ini ?” keluh ratu Inoo
“Kanda juga tidak tau dinda.” Kata raja Yabu yang mulai pasrah. Tiba- Tiba....
“Saya bisa mengambil air bunga tersebut yaaa sang raja.” Ucap seoarang pangeran yang di dampingi oleh patihnya.
“Kamu ? siapa kamu ? hey hey siapa kamu~.. selalu menggoda~.. eh eh,, maaf maaf,, Ehmm maaf anda siapa yah? Dan dari mana anda berasal.” Tanya sang raja Yabu dengan penuh kewibawaannya
“Oh ya, kenapa kamu bisa masuk kamar ini?” Tanya sang ratu Inoo yang curiga kepada 2 orng pria tersebut, yang tiba-tiba muncul di kamar tuan putri
“Oh~ sa sa sa ya.. mm..mm.. m...”
“Ehm, maaf perkenalkan nama saya Ryutaro Morimoto dan pangeran yang disebelah saya ini adalah pangeran Yamada Ryosuke, kami berasal dari negeri nan jauh disana. Dan sebelumnya kami mohon maaf atas kelancangan kami ber2 karena se-enaknya masuk ke kamar tuan putri.” Kata sang panglima Ryutaro dengan penuh kewibawaan
“Negeri jauh? Wahh~ dimana itu bolehkah saya tau?” Tanya raja Yabu yang penasaran sambil terkagum-kagum
“Hmm, sangking jauhnya, bahkan kamipun tak tau kami berasal dari mana.” Jawab panglima Ryutaro dengan bangganya (alamat diri kagak tau --a)
“Wahh~ kalian sungguh sangat luar binasa, sungguh menakjubkan.” Kagum sang ratu Inoo yang kemudian memberikan tepuk tangan yg sangat meriah
“Lantas, ada apa gerangan kalian datang kemari.” Tanya raja Yabu kepada kedua pemuda itu
“Kan tadi saya sudah bilang, saya datang kesini untuk mengikuti saembara itu, saya berniat untuk mengambil air bunga Moonlight untuk kesembuhan tuan putri,, aduh, gimana sih.” Kata sang pangeran Yamada dengan sedikit agak sewot
“OoyY!!! Gua raja woyy!!.” Kata raja Yabu yang tidak mau kalah sewotnya
“Woyy! Gua juga tau lu tu raja, mangkannya gua minta maaf woyy!” Teriak  pangeran Yamada
“Oh klo begitu kamu saya maafkan, hahha, iya iya iya, dan klo begitu lagi , saya ucapkan semoga kalian sukses yah.” Kata raja Yabu untuk menyemangati mereka (ngomongnya belepotan amat dah -,-)
“Tapi sebelumnya, bolehkan saya minta pamit dulu kepada sang putri Chinen?” Tanya  pangeran Yamada
“Oh, ya tentu silahkan.” Kata ratu Inoo yang memperbolehkan pangeran Yamada untuk meminta ijin kepada putri Chinen.
Kemudian pangeran Yamada berjalan dengan gagahnya menuju ranjang tempat putri Chinen tertidur, lalu pangeran Yamada duduk di samping putri Chinen yang sedang tertidur.
Tuan putriku Chinen, aku berjanji akan membawakan air bunga Moonlight kepadamu dan membangunkanmu dari tidur panjangmu ini, setelah itu kita akan hidup bahagia selamanya,, selamanya.’ Kata pangeran Yamada dengan suara yang sangat kecil, sambil memegang dengan sangat erat tangan sang putri kemudian ia mencium tangan putri Chinen yang lembut itu. Setelah itu ia berdiri dan untuk salam penutupnya, pangeran Yamada kembali menempelkan bibirnya yang seksehh itu ke kening putri Chinen. ‘Doakan aku ya, tuan putriku.’ Kata pangeran Yamada. Para penonton yang ada di kamar itu hanya bisa melihatnya dengan tatapan kosong tanpa ada yang protes.
“Baiklah, sahabatku Ryutaro, ayo kita mulai perjalan kita ini.” Ajak sang pangeran Yamada
“Kemana emangnya?” tanya panglima Ryutaro dengan sangat amat polos
“Ke tukang patri, -_- , ya ke gunung BON-BONlah.” Sewot pangeran Yamada kepada panglimanya itu
Kemudian mereka memulai perjalan mereka untuk sampai ke puncak gunung BON-BON. Hari demi hari, jalan demi jalan, rintangan demi rintangan telah mereka lalui bersama dan tanpa hambatan apapun. Tak seperti pangeran2 yang lain selalu mengalami hambatan seperti ban kempes dll, itu karena pangeran Yamada dan panglima Ryutaro melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, karena mereka tidak cukup uang untung membeli bensin ataupun memberi makan di warteg hewan tunggangan mereka.

(yama: woy!! Perasaan pangeran ko melarat bgt sih,, aduh,, gimana sih ni cerita, aku itu pangeran atau gelandangan sih?
Me: eh~ suka2 donk yang bikinnya~)

Pada suatu hari..
“Ryutaro, hah hah ha (ngos2an), aku sudah sangat lelah Ryu, kapan kita akan segera sampai?” keluh pangeran Yamada
“Entahlah pangeran, sepertinya kita masih sangat jauh.” Kata panglima Ryutaro yang sama-sama kelihatan kelelahan.
Kemudian tiba-tiba, ada sebuah cahaya dari langit yang sangat cerah, turun perlahan menghampiri mereka berdua
“Woy! Cahayanya kurangin dikit napa? Silau men ..” Protes panglima Ryutaro
Terdengar dari atas sanah ada suara “Oh, maaf maaf maaf, baiklah klo begitu saya kurangin cahayanya, tunggu yah.” Kemudian perlahan cahayanya pun mulai sedikit berkurang.
Tak lama kemudian, sampailah cahaya itu di hadapan pangeran Yamada dan panglima Ryutaro.
“Hey, siapa kau?” tanya pangeran Yamada
“Aku?? Hahha , perkenalkan namaku peri Daiki dan sahabatku ini namanya....”
“Sahabat? Sahabat dari mana? Kamu itu cuman sendiri.” Kata Ryutaro yang memotong perkataan peri Daiki
“Woy! Lu, ayo cepet turun mari, ah~~,,, lu gimana sih, guakan udh bilang gak usah malu2.” Teriak peri Daiki yang kembali seperti preman pasar kepuh. Kemudian sesosok kuda putih yang amat sangat gagah pun turun dari langit dengan sangat indahnya.
“Waww, itu kuda putih ato moku(model kuda) ?” Kagum panglima Ryutaro saat melihat kuda tersebut.
“Nah, perkenalkan, dia itu sahabat saya. Ayo cepat, ubah wujudmu itu.” Kata peri Daiki kepada sang kuda putih yang gagah itu. Kemudian kuda putih itu tiba-tiba berubah menjadi sesosok pria berparas tanpan dengan otot2 besar di tangan, dada dan kakinya.
“Ehm, per per per perke ke ke nal nal kan.” Kata pria itu dengan gagapnya
“Ah~ kamu itu gimana sih, ngefans sih boleh ma si Azis, tapi gagapnya enggak usah di tiruin juga kali.” Kata peri Daiki kepada sahabatnya itu
“Ehm, baiklah, perkenalkan, namaku Keito Okamoto aku itu...”
“Dia itu kakak laki2nya putri Chinen.” Kata peri Daiki yang memotong perkataan Keito. “Sama dengan halnya putri Chinen yang di sihir oleh penyihir Yuya, pangeran Keito juga begitu, dia di sihir oleh penyihir Yuya menjadi seekor kuda, karena pada waktu itu penyihir Yuya merasa iri kepada pangeran Keito karena ketampanannya itu.” Kata peri Daiki dengan nada yang mengharukan.
“Benarkah itu? Lalu kenapa kau pergi dari kerajaan?” Tanya panglima Ryutaro
“Karena,, aku malu, aku maluu ,, oho uwohoh aku malu.” Kata pangeran Keito
“Woy napa lu jadi nyanyi -,-.” Sinis pangliama Ryutaro
“Ehm, maaf2. Jadi aku merasa malu, karena aku menjadi seekor kuda.” Kata pangeran Keito dengan sangat sedih
“Lah, trus napa sekarang kamu bisa berubah jadi manusia?” Tanya pangeran Yamada, seperti sedang meng-intrograsi  pangeran Keito
“Karena selama ini aku sudah banyak berlatih, bertapa di gua S.O.S dan aku telah dibantu oleh seorang kakek2 yang entah ku tak tau namanya. Dan tentu saja dengan dorongan dan semangat yang di berika peri Daiki kepada ku selama ini, Terima kasih Daiki.” Kata pangeran Keito kemudian sambil memegang kedua tangan peri Daiki dan menyimpannya di depan dadanya yang bidang. Lalu merekapun saling bertatapan.
“Eittssss, sudah-sudah, ayo! Aku mo nanya lagi, kenapa kamu kagak balik ke istana lagi?” Tanya pangeran Yamada yang terus menerus memberikan pertanyaan kepada pangeran Keito seperti sedang cerdas cermat.
“Mmm,, itu , itu ,, aku pikir aku tidak perlu kesana lagi, karena disana sudah ada yang menggantikan posisiku untuk membuat tersenyum kedua orang tuaku.” Kata pangeran Keito dengan sangat lesu.
“Maksudmu putri Chinen? Apakah kau pikir orangtuamu sudah cukup sangat bahagia dengan adanya putri Chinen sebagai penggantimu ? Kurasa tidak, pasti raja dan ratu sangat merindukanmu, aku yakin itu.” Kata pangeran Yamada dengan penuh wibawa dan terlihat sangat dewasa.
“Ya, kau benar, meraka pasti merindukanku, terima kasih Yamada, terima kasih.” Kata pangeran Keito, kemudian melakukan hal yang sama seperti tadi kepada peri Daiki
“Hey!hey! hey!, lalu sekarang apa maksud kalian datang menghampiri kami hah?” Tanya panglima Ryutaro yang mungkin sedari tadi sudah muak dengan bermelow –melowan.
“Oh ya, aku sampai lupa, jadi begini, aku sengaja datang kapada kalian, karena aku akan membantu perjalanan kalian ini, dengan mengikut sertakan sahabatku ini, pangeran Keito, dalam perjalan kalian.” Kata peri Daiki dengan bangganya dan senyumnya yang sungguh manis
“Apa ? apa enggak salah? Buat makan kita berdua aja udah susah, masa mo tambah satu lagi, mana pangeran Yamada makannya keterlaluan.” Keluh panglima Ryutaro
“Oh~ kalau masalah itu gampang,,, nih, saya kasih kalian kartu kredit, kebetulan tadi aku bawa dompet, jadi pake katu kredit ini untuk biaya makan kalian.” Kata peri Daiki yang kemudian memberikan pangliam Ryutaro sebuah kartu kredit.
“Emangnya bisa makan di warteg pake kartu kredit.” Tanya pangeran Yamada yang kebingunagn
“Ah~ kamu itu gimana sih, sekarang itu udah jaman modern, wong tukang sol sepatu aja setiap jualan pasti pada bawa alat pembayaran kartu kredit.” Kata peri Daiki yang benar2 so pintar dan tau segalanya. “Ehm,, baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya, masih banyak cucian tuh di kayangan... Keito,,, baik2 yah, jaga kesehatanmu ya, jangan lupa gosok gigi sebelum tidur, oh ya, jangan lupa juga cuci kaki ma tangannya ya.” Kata peri Daiki kepada Keito dan yang lainnya, kemudian ia pergi lagi ke atas kayangan.
Kemudian perjalananpun berlanjut, dan kali ini meraka di temani oleh pangeran Keito yang merupakan kaka dari putri Chinen.
Sungai demi sungai telah mereka sebrangi, hutan demi hutan telah meraka terobos, dan pada akhirnya mereka sampai juga di hutan bambu, dimana , hutan ini belum ada orang yang bisa menembusnya. Sekalipun ada orang yang masuk hutan itu, tidak pernah kembali lagi. Hutan bambu ini sangat terkanal dengan penghuninya yang berbadan sangat tinggi dan besar dan juga sangat kejam dan ganas.
“Ryu, sebaiknya kau yang jalan duluan ya.” Kata pangeran Keito yang terlihat gemetaran saat memasuki hutan bambu tersebut
“Iya, benar, kamu jalan duluan yah, selama inikan kamu enggak pernah jalan di depan.” Kata pangeran Yamada
“Huh, bilang saja kalau kalian itu takut, iyakan?” kata panglima Ryutaro yang menyindir kedua pangeran tersebut
“Enggak ko, aku enggak takut, kau..kau..kau tau sendiri, aku inikan pemberani.” Balas pangeran Yamada yang tidak terima atas ejekan panglima Ryutaro
“Trus, napa itu kaki kalian pada gemeteran gitu.” Balas panglima Ryutaro yang tambah memojokkan kedua pangeran tersebut.
“Ini, ini... ini.. aku cuman berlatih belajar menari ko, iya gak Yamada?” Kata pangeran Keito yang mulai mencari2 alasan.
“haha, iya bener2, lagi pula disinikan banyak nyamuk, nah kaki kita gemeteran gini itu, biar enggak ada nyamuk yang nempel , iya gak Keito?” Kata pangeran Yamada yang berusaha membantu ngelesnya Keito
“hahha,, bener2.” Tawa pangeran Keito yang jelas2 itu gak lucu sama sekali.
“Ah~ sudahlah jangan pada ngeles deh, mending belajar sendiri di rumah(lah.. -,- mksd?).” Kata panglima Ryutaro
Tiba-tiba, saat mereka sedang berjalan, ada sebuah hentakan kaki yang sangat keras hingga membuat pohon2 bambu di sekitar ketiga pria itu bergemetar.
“Ah~~ itu,, itu apaan Ryu?” Kata pangeran Yamada yang ketakutan dan langsung ngacir ke arah panglima Ryutaro dan menempelkan badannya di punggung panglima Ryutaro. Kemudian diikuiti oleh pangeran Keito.
“hey! Apa yang kalian lakukan? Napa jadi kayak anak monyet begini yang suka nempel ama ibunya.” Sewot panglima Ryutaro yang geram melihat tingkah kedua pangeran tanpan itu.

“WUAHHAHHAHHAHHAHA,, siapa kalian? Dan untuk apa kalian kesini ? Hah ?!! HAHHAHAHAH.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar