Sabtu, 27 Agustus 2011

SLEEPING BEAUTY part 2 (my Fanfic)

“Huaaa~ Ryuuu~~ tolong aku, aku gak mau mati sekarang, aku kan belom kawin ma putri Chinen, mending kamu aja gih yang mati duluan, kamukan belom ada jodohnya.” Kata pangeran Yamada yang sangat ketakutan dengan kaki yang benar2 bergetar seperti orang yang mau dibunuh sama beruang pooh , sambil mendorong Ryu untuk maju kedepan.
“Eh~, enak aja, gini2 aku udh ada yg nungguin tuh d rumah.” Kata panglima Ryutaro. “Mending km aja deh Keito yang mati duluan, lagiankan hidupmu sudah tidak ada arah tujuannya.” Kata panglima Ryutaro dengan polosnya.
“Hey~ enak aja, aku ini belom pernah meni pedi lagi semenjak aku tinggal dikayangan, aku kepengen setelah misi ini, pergi ke salon tau~ buat pedi meni, sekalian mo di krimbat (adh ni yg nls crt deso bgt sih -_-).” Kata pangeran Keito dengan tangan kanannya yang bergaya seperti jeng Sutarmi yang suka nongkrong di perempatan lampu merah kuning ijo.
“WOYY! Kalian ini sedang apa sih??!! ditanya baik2 malah pada ribut, ya sudah saya tunjuk saja.. Mmm,,mm,, ENTE jawab!!” Kata sang penghuni hutan bambu yang terbakar amarah karena melihat tingkah bodoh ketiga pemuda ganteng tapi agak kurang isi otaknya.
“Eh~, ane?” Tanya pangeran Yamada sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Ya iyalah, pan tadi ane nunjuk elu, aduh gimana sih.” Kata sang penghuni hutan banmbu yang benar2 sudah mulai cape dengan kelakuan bodoh mereka.
“Ehm ,, ehm ,, ehm ,, Saya, eh salah, maksudku , Kami datang kesini untuk hanya sekedar lewat saja.” Kata pangeran Yamada dengan sanggat gagahnya.
“Apa?! Oh~ jadi maksud kalian, kalian ingin memasuki hutanku begitu? Kemudian kalian membuat pemcemaran hutan di hutanku begitu? Oh~ tidak bisa itu (gaya sule), takkanku biarkan itu terjadi. Hoho HOhoHOHO.” Kata sang penghuni hutan.
“Wah~ wah, anda sungguh betul2 hebat, saya sangat salut dengan anda, di zaman yang monoterir (apaan tuh -_-“) ini anda masih sangat peduli dengan lingkungan, sungguh sangat luar biasa.” Kata panglima Ryutaro yang tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, kemudian tepuk tangan yang sangat meriah.
“Hohoho,, terima kasih terima kasih terima kasih.” Kata sang penghuni hutan dengan rasa bangga di dadanya. Tiba-tiba. “AH~ sekarang bukan saatnya buat beginian, sekarng itu saatnya kitaaa saurr,, eh~ salah maksudnya kita serius. Pokoknya jika kalian ingin melewati hutan ini, kalian harus melangkahi dulu mayatku ini.” Tantang sang penghuni hutan kepada ketiga pemuda itu.
“Hm, baiklah kalau itu maumu, aku akan terima itu. Aku akan melawanmu hingga titik darah penghabisan.” Kata pangeran Yamada dengan sangat gagahnya. “Tapi sebelum bertengkar, alangkah lebih baiknya kalau kita berkenalan dulu, bagaimana setuju?” Tanya pangeran Yamada dengan sangat polos tapi so wibawa.
“Oh, baiklah kalau begitu, perkenalkan, nama saya Yuto Nakajima, biasa dipanggil Yuto. Dan... siapa nama kalian?” Tanya s penghuni hutan Yuto.
“Ehm, nama saya Yamada Ryosuke, saya adalah pangeran yang tidak tau darimana asalnya.”  Kata pangeran Yamada, sambil membungkuk untuk memberi hormat.
“Nama saya, panglima Ryutaro Morimoto, saya adalah panglima sekaligus sahabat pangeran Yamada.” Kata panglima Ryutaro sambil menjabat tangan Yuto.
“Dan nama saya Keito.....”
“Ah~ kamu itu gak perlu, gak penting.” Kata Yuto yang memotong perkataan pangeran Keito.
“Huhu, baiklah kalau begitu.”  Kata pangeran Keito dengan nada yang amat sedih dan wajah yang menunduk sambil berjalan mundur menjauhi mereka, dari jarak 10m pangeran Yamada, panglima Ryutaro dan Yuto , sudah bisa merasakan aura gelapnya pangeran Keito yang sangat malang.
“Aduh~ kasian amat sih tuh anak,, ishishish.” Kata panglima Ryutaro yang prihatin melihat pangeran Keito. “Ya udah kalau begitu, ayo sini sini kamu ma aku aja ya maennya.” Kata panglima Ryutaro yang mencoba membujuk pangeran Keito seperti anak kecil umur 5 thn.
“Ah~, sudahlah ayo cepat kalian semua lawan aku, jika kalian ingin melewati hutan ini. Hahahhaha.” Tantang si penghuni hutan Yuto.
“Hm, Baiklah kalau begitu.... hiiiiiiiiaaAAAAAAAAAaaaaaa.” Kemudian pangeran Yamada maju sambil berlari untuk melawan Yuto.
“HiiiiaaaaaaaaaaaAAAAAAAA..” Teriak penhuni hutan Yuto yang sama-sama maju untuk melawan pangeran Yamada. Kemudian ketika mereka saling berhadapan, terjadilah pertempuran yang sangat amat dasyat, bahkan lebih dasyat dari perang dunia ke 2.
“Hiaaaaa,,,, gunting batu kertas, gunting batu kertas, gunting batu kertas.” Kata pangeran Yamada dan Yuto.
“Ah~~ sial napa imbang mulu. gunting batu kertas, gunting batu kertas, gunting batu kertas.” Keluh pangeran Yamada sambil terus beradu gunting batu kertas dengan Yuto.
“Gunting batu kertas, ah~ kenapa seri mulu, ah, curang nih ah, curang nih~ Yamada nih.” Kata Yuto yang sama-sama mengeluh karena mereka selalu imbang/seri.
Akhirnya.... hingga keesokan harinya mereka belum juga menyelesaikan pertandingan itu, meskipun pangeran Yamada sudah bertanding bergiliran denga pangeran Keito melawan Yuto, tapi tetap saja, hasilnya selalu seri. Sedangkan, saat kedua pangeran  itu sedang bertanding memperjuangkan hidup dan matinya. Panglima Ryutaro hanya bersantai di bawah pohon bambu, sambil chattingan dengan teman-temannya yang ada di belahan dunia.
Karena merasa bosan, dari kemarin enggak selesai-selesai, akhirnya panglima Ryutaropun bertindak.
“Hey~ kalian ini payah sekali sih, masa dari kemarin enggak menang2 sih, aduhh, bagaimana sih kalian ini. Bagaimana kita bisa segera menyelamatkan putri Chinen kalau kalian seri terus kayak gini. Aduh~” Keluh panglima Ryutaro yang so cape padahal dia gak ngebantuin sama sekali.
“Eh~ enak aja lu bilang, bukannya bantuin kita kek, ini malah asik internetan di bawah pohon bambu lagi. Ishishish.” Ketus pangeran Keito yang mulai sedikit kesal.
“Eh~ tunggu, tunggu, tadi kamu bilang putri Chinen?” tanya s penguni hutan bambu Yuto.
“Mmmm,, iya, emangnya napa?” Tanya panglima Ryutaro yang sedikit kebingungan.
“Oh~ jadi kalian itu datang kesini dalam perjalanan untuk pergi mengambil air bungan Moonlight buat putri Chinen begitu ?”  Tanya Yuto dengan senyum manis di bibirnya.
“Iya.” Jawab panglima Ryutaro dengan singkatnya.
“Aduh,, bukannya bilang dari kemarin kalau kalian itu sedang ingin menyelamatkan putri Chinen,, euleuh2.” Kata Yuto dengan sangat sopan dan manisnya, berbeda sekali dengan wajahnya yang tadi terlihat sangat buas, menyeramkan.
“Uuuu~ ini gara2 s borokokok Yamada sih, coba kemarin bilangnya kayak gitu mungkin kita sekarang udah keluar dari hutan ini.. uuu.” Kata pangeran Keito yang protes kepada pangeran Yamada.
“Sudah-sudah-sudah, jangan berteman.” Kata panglima Ryutaro untuk mencegah pertengkaran diantara pangeran Yamada dan pangeran Keito. “OH ya, ngomong2 kenapa kamu kelihatan begitu sangat baik dan dekat dengan putri Chinen? Tanya panglima Ryutaro yang keheranan.
“Hahha, tentu saja aku baik pada putri Chinen. Kami itu teman lama d twitter, setiap hari kami selalu mention2-an , kalau enggak kita suka chattingan di fb. Karena sekarang putri Chinen lagi dikutuk, mangkannya sekarang ini aku gak punya temen buat mention-an d twitter. Jadi aku berharap pada kalian, untuk segera mengobati putri Chinen. Aku mohon, yah yah yah.” Kata Yuto sambil memohon-mohon kepada ke3 pemuda itu.
“Un, baiklah, aku , eh maksudku kami akan segera menyembuhkan putri Chinen.”
“Hontouni arigatou.” Kata s penghuni hutan bambu Yuto.
Kemudian, pertempuran yang sangat menegangkan itupun berakhir tanpa harus meneteskan darah sedikitpun. Ketiga pemuda itupun melanjutkan perjalanannya keluar dari hutan bambu itu, dengan dibantu oleh si penghuni hutan bambu yang baik itu yang bernama Yuto . Setelah keluar dari hutan bambu merekapun melanjutkan perjalanannya ke puncak gunung BON-BON.
Setelah beberapa hari meniggalkan hutan bambu, akhirnya ketiga pemuda itu sampai di puncak gunung BON-BON.
“Akhirnya kita sampai juga di puncak gunung BON-BON.” Kata pangeran Yamada yang senang kegirangan.
“Alhamdulillah.” Kata pangeran Keito dan panglima yang ikut senang namun tidak terlalu berlebihan seperti pangeran Yamada.
“Lihat!! Itu dia bunga Moonlightnya.” Teriak pangeran Yamada yang senang , karena telah berhasil menemukan benda yang dicarinya itu.
“Haha, iya benar, ayo cepat , kita segera ambil airnya dan kita bawa pulang untuk putri Chinen.” Ajak panglima Ryutaro.
Kemudian merakapun berlari menghapiri bunga Moonlight tersebut. Namun saat menghampiri bunga itu, tiba-tiba awan menjadi gelap, angin bertiup sangat kencang, petir menyambar dimana-mana, guludung membengkakkan gendang telinga.
“Ada apa ini? Apa yang terjadi?” Tanya pangeran Yamada yang keheranan.
“Mungkinkah,,,,,, si penyihir jahat itu datang kesini.” Kata pangeran Keito dengan perasaan yang mulai sangat khawatir.
Dan ternyata benar, si penyihir jahat Yuya datang lagi, dengan menaiki burung pi’itnya yang besar.
“HAHHAHAHHA,, aku takkan biarkan kalian untuk mengambil  air bunga Moonlight itu,, hahhahha.” Kata penyihir jahat Yuya sambil tertawa dengan puasnya.
“Heuh, kau! Rupanya kau lagi hah!!” Kata pangeran Keito dengan tatapan dendamnya.
“Ouh~ rupanya ada si pangeran tanpan disini ... HAHHAHA.” Kata penyihir Yuya dengan nada yang memabcing emosi.
Namun tiba-tiba dari arah langit pula, ada sebuah cahaya yang muncul , terlihat dari bawah ada sesosok pria tanpan dengan seragam putihnya menaiki sebuah sepeda odong2 ajaib.
“Bukankah itu peri Daiki?” tanya panglima Ryutaro yang sedikit merasa lebih lega.
“Heuh, tapi aku takkan membiarkanmu untuk menghancurkan niat baik ketiga pemuda ini. Kata seorang pria tanpan dari langit yang menaiki sepeda odong2nya yang ajaib.
“Ouh~ rupanya kau, peri Daiki. Long time nosi. Hahaha.” Kata penyihir Yuya dengan nada sedikit judes.
“Hey!, kau ini bisa basa inggris gak sih? Kalau enggak bisa bhs.inggris enggak usah lagu2an pake bahasa inggris segala deh, kalau mau kamu belajar dulu donk ma aku, biayanya gak mahal kok , cukup 250ribu perbulan, gimana? Mau enggak?” Kata pangeran Keito sambil promosi.
“Hmm,, boleh2  tapi,,, setelah aku menghancurkan kalian terlebih dahulu,, hahhaha.” Kat penyihir Yuya dengan pedenya.
“Tapi sebelum itu, aku akan terlebih dahulu mengancurkanmu.” Kata peri Daiki yang membuat penyihir Yuya marah.
“Heuh! Baiklah kalau begitu,, hiiaaaaa.” Kata penyihir Yuya yang kemudian terbang menaiki burung pi’it raksasanya untuk melawan peri Daiki.
“HiaaAAAAAaaaa...” Balas peri Daiki yang sama-sam terbang namun peri Daiki menaiki sepeda odong2nya ajaibnya untuk melawan penyihir Yuya.
Kemudian pertmempuran hebatpun dimulai, namun ketiga pemuda itu tidak dapat melihatnya secara live, karena penyihir Yuya dan peri Daiki bertempur di atas awan sana. Pangeran Yamada, pangeran Keito dan panglima Ryutaro hanya bisa mendengar suara pertempuarnnya saja dari bawah dan hanya bisa melihat cahaya2 yang terang di balik awan sana, seperti sedang ada pesta kembang api.

Setelah cukup lama, akhirnya ada seorang pria yang jatuh dari awan sana. Pria itu itu jatuh menghampiri ketiga pemuda itu bagaikan seperti sebuah meteor yang jatuh dari angkasa.

“Peri DAIKIIIII.” Teriak  pangeran Yamada, pangeran Keito dan panglima Ryutaro, ketika melihat pria yang jatuh dari langit itu adalah peri Daiki
Dengan sigap, pangeran Keito langsung menangkap peri Daiki agar tidak terjatuh menimpa tanah dengan keras.
“Peri Daiki, daizoubu? Peri Daiki, cepat sadarlah.” Teriak pangeran Keito yang begitu khuatir melihat peri Daiki yang terbujur kaku.
“Un, daizobu.” Kata peri Daiki dengan suara yang sangat pelan. Wajahnya amat sangat terlihat kelelahan dan disekujur tubuhny banyak sekali luka, dan di bibirnya terdapat cairan merah yang sangat segar.
“Peri Daiki, kumohon kau bertahanlah.” Rintih pangeran Yamada. “Heuh, ini tak bisa ku biarkan, terkutuklah kau YUYA!!!.” Teriak pangeran Yamada yang terlihat sangat marah
Kemudian pangeran Yamadapun mengeluarkan pedang samurainya dan menghampiri s penyihir Yuya untuk bertarung dengannya. Melihat itu, panglima Ryutaro dan pangeran Keitopun tidak bisa hanya berdiam diri saja, mereka berduapun akhirnya membantu pangeran Yamada untuk menghadapi, melawan penyihir jahat Yuya.

TENG TANG TONG TENG TONG TENG NENG

Setelah beberapa jam mereka melakukan pertempuran yang begitu sengit dan hebat.
“Agh~~.” Rintih pangeran Yamada.
“Yamada kau tak apa-apa?” Tanya pangeran Keito yang menghampiri pangeran Yamada yang terbujuk lemah d atas tanah dengan bersimbah darah.
“Un, aku tak papa.” Jawab pangeran Yamada yang merintih kesakitan dengan luka2nya yang diperoleh saat bertempur melawan penyihir Yuya.
“Aghhhhh~~.” Teriak  panglima Ryutaro yang terpental cukup jauh dan menghantam sebuah pohon pete dengan sangat keras.
“RYUTARO!!” Teriak pangeran Keito yang mengetahui bahwa panglima Ryutaro terpental keras menghantam pohon pete oleh penyihir Yuya.
“Agh~~ jahanammmmm kau~~ Yuya, beraninya kau melukai kedua sahabatku ini. Hiiiaaaaaaaa.” Teriak pangeran Keito yang sudah geram melihat sahabat2nya dilukai oleh penyihir jahat Yuya. Amarah pangeran Keito tak bisa dibendung lagi, akhirnya iya memutuskan untuk berubah kembali menjadi seekor kuda yang elok nan gagah.
“Hahhaha,, rupanya kau kembali ke bentuk semula, hah ? Sudah lama juga ya, aku tak melihat wujudmu yang seperti ini. Hahhaha.” Kata penyihir Yuya dengan nada yang sangat meremehkan.
“Kurang asemmm kau~~ ehiiii~~(ceritanya suara kuda).” Kata pangeran Keito dengan nada yang menyeramkan.
Kemudian pangeran Keitopun berlari menghampiri penyihir Yuya dan bertempur hebat dengannya.
Namun apa daya, kekuatannya masih sangat jauh dibanding dengan kekuatan penyihir Yuya. Akhirnya, pangeran Keitopun bernasib sama dengan panglima Ryutaro dan pangeran Yamada, terhempaskan dengan sangat keras di atas tanah.
“Keitooo.” Teriak panglima Ryutaro, pangeran Yamada dan peri Daiki.
“HAHAHHAHAH!!! Sudah ku katakan, kalian semua tidak bisa mengalahkanku,, HaAHAHHA.” Kata penyihir jahat Yuya dengan sombongnya kemudian tertawa dengan sangat lepasnya.
Ketika penyihir Yuya sedang tertawa puas karena kemenangannya tiba-tiba.

#PLUKKK,,

Sebuah pete muda masuk ke dalam mulut besar dan baunya penyihir Yuya. Otomatis karena sedang tertawa, mulutnya terbuka sangat lebar, akhirnya pete itupun tanpa ada proses apapun dengan lancar meluncur d tenggorokannya penyihir Yuya. Dan membuat penyihir Yuya tersedak batuk2.
“Hahha, rasakan itu.” Kata panglima Ryutaro dengan sedikit tawa liciknya.
“Hey~, ohok,, apa ,, ohok ,, yang,, ohok,, kamu lakukan hah??!!ohok ohok ohok.” Kata penyihir Yuya dengan tenggorokan yang sakit karena pete yang masuk tadi pundung gak mau masuk lambungnya.
“Aku hanya memberikanmu makan,, hahha,, tak lebih ,, hahha.” Kata panglima Ryutaro dengan tawa kecilnya yang puas melihat Yuya kabesekan.
“Kurang ajar kau~~~ ajar aja gak kurang!! Kau benar2 tidak bisa di ampuni. Hiaaa.” Kata penyihir Yuya yang murka terhadap serangan Ryutaro tadi yang memasukan pete ke dalam mulutnya.
Dengan sangat murkanya, penyihir Yuya segera mempersiapkan tongkatnya untuk langsung menghabisi panglima Ryutaro tanpa ampun.
Saat tongkat itu hampir membunuh panglima Ryutaro.
Tiba-Tiba... ada sebuah tongkat singkong yang menghalangi tongkat milik Yuya yang akan membunuh panglima Yuya.
“Tongkat ini....” Kata penyihir Yuya yang sangat kaget melihatnya.
“Ya, benar,, inilah aku.” Kata sang pemilik tongkat singkong tersebut. “Apa yang sedang kau lakukan hah Yuya!!?” Tanya sang pemilik tongkat singkong.
“Aku,, aku,,aku,,.” Jawab penyihir Yuya dengan sangat nervous. “Me,, me,, mengapa guru bisa datang kesini?” Tanya penyihir Yuya yang begitu keheranan
“Eh~~ mengapa kau balik tanya padaku, kau belum menjawab pertanyaanku tadi heuh.” Kata sang pemilik tongkat singkong sambil menjewer telingan kanan Yuya
“Ah ah ah ah,, ittaiii,” Rintih Yuya karena kesakitan kupingnya di jewer.
“Hah~ sudahku duga, kau buat masalah lagi bukan. Akukan sudah bilang padamu jangan suka cari masalah, apa kau belum puas dengan hukuman2 yang pernah ku berikan hah?” Kata pemilik tongkat singkong itu sambil memukulkan tongkatnya itu ke pantatnya Yuya.
“Kamu, siapa kamu hey hey siapa sih kamu selalu,,eh salah maaf, anda siapa?” Tanya panglima Ryutaro
“Kakek...” Kata pangeran Keito yang meneruskan perkataan panglima Ryutaro sebelum di jawab oleh si pemilik tongkat singkong tersebut.
“Haha, sudah lama ya kita tak bertemu, pangeran Keito. Bagaimana kabarmu sekarang.” Tanya si pemilik tongkat singkong.
“Haha, kabarku sebenarnya baik-baik saja, tapi sekarang kau lihat sendiri aku bagaimana.”
“Hm,, ini pasti gara-gara kau yah, aduh~,, kau ini benar2 nakal yah, ih,, nakal.” Kata si pemilik tongkat singkong , sambil terus menerus memukuli pantat penyihir  Yuya dengan tongkatnya. “Oh , ya aku belum menjawab pertanyaan pemuda tanpan ini, perkenalkan, namaku Hikaru Yoetome, aku adalah penyihir no 1 di dunia, sekaligus aku adalah gurunya penyihir nakal ini.” Kata penyihir Hikaru sambil terus menerus memukuli pantat penyihir Yuya.
“Jadi kau,,” kata peri Daiki yang akhirnya membuka mulutnya , yang sedari tadi terus membungkamkan mulut
“Yaaa, senang bertemu dengan mu peri Daiki, tak ku sangka, kau tidak tingi2 juga yah.” Kata penyihir Hikaru kepada peri Daiki.
“Haha, kau ini~~, dan kau juga sekarang terlihat tambah lebih tua saja yah.” Kata peri Daiki yang sepertinya ingin balas dendam dengan perkataan penyihir Hikaru tadi.
“hahha kau ini bisa saja.” Jawab penyihir Hikaru dengan tawa yang tidak ikhlas. “Baiklah, kali ini kau tidak akan ku ampuni, hampir saja kau membunuh sesosok makhluk tuhan yang sangat tanpan ini. Kali ini, aku akan kembalikan kau ke pesantren lagi, untuk mendapatkan pelajaran yang lebih lagi , agar kau menjadi makhluk yang lebih baik lagi.
“Tapi aku seperti ini juga gara2 mereka , yang tidak memperbolehkanku untuk menikahi putri Chinen.” Keluh penyihir Yuya
“Itu sih, salah mu sendiri mengapa punya wajah yang pas pasan, coba ganteng kayak mereka, putri Chinen juga pasti mau padamu, haduh kau ini bodoh sekali ya.” Kata penyihir Hikaru dengan entengnya.
“Penyihir Hikaru, ku ucapkan terimakasih banyak karena sudah menyelamatkanku dan teman-temanku.” Kata panglima Ryutaro dengan nada yang begitu lembut.
“Unn, ya sama-sama.” Jawab penyihir Hikaru dengan senyum yang memikat. “Ya sudah kalau begitu, sampai ketemu kapan2, ya. Aku harus mengirimkan anak nakal ini ke pesantren, kalau begitu, sayonara. Assalamualaikum.” Kata penyihir Hikaru , kemudian pergi dengan menaiki burung pi’itnya panyihir Yuya, dan tentu saja sambil membawa penyihir Yuya pergi untuk dikirim ke pesantren.
Dan akhirnya, ke3 pemuda tanpan itu berhasil mendapatkan air bunga Moonlight dan kembali pulang dengan selamat.

##Sesampainya d istana##
“Kanda, lihat, bukankah itu pangeran Yamada dan panglima Ryutaro?” Kata  ratu Inoo yang senang kegirangan, melihat rombongan pangeran Yamada yang berjalan dengan gagah memasuki gerbang istana.
“Ya, benar , mereka telah kembali, tapi siapa pemuda yang satu itu, sepertinya aku kenal.” Kata raja Yabu yang keheranan
“Itu tuh peri Daiki, masa kau lupa.” Jawab ratu Inoo
“Bukan, aku sudah tau dia itu peri Daiki, karena dia terlihat lebih pendek dari yang lain, tapi lihat yang di sebelah panglima Ryutaro itu, pemuda tinggi yang berotot.” Kata raja Yabu
“Wah,, ganteng juga ya, kira2 itu siapa yah.” Kata ratu Inoo yang mulai genit.
“Hey, masih gantengan juga aku, tingginya juga lebih tinggi aku.” Kata raja Yabu dengan membangga-banggakan dirinya sendiri.
“Tapi kau tidak berotot kekar seperti dia.” Celetus ratu Inoo yang membuat raja Yabu nyesek.
“Oh Rajaku, oh ratuku, kami kembali, dengan membawakan air bunga Moonlight sesuai dengan keinginan kalian.” Kata pangeran Yamada dengan gagahnya.
“Ouh~ terimakasih banyak pengeran Yamada. Aku ucapkan banyak-banyak terimakasih. Namun,,, siapa pemuda itu, sepertinya aku mengenal dengan pemuda itu.” Tanya raja Yabu untuk memuaskan rasa keingin tahuannya.
“Ayah,, ibu..” kata pangeran Keito sambil berjalan maju agar lebih dekat dengan raja Yabu dan ratu Inoo.
“Kau,, apakah kau putra kami, pangeran Keito?” tanya ratu Inoo sambil matanya yang sudah berkaca-kaca.
“Iya , benar bunda.” Jawab pangeran Keito . Kemudian ratu Inoopun langsung memeluk pangeran Keito dengan sangat eratnya sambil menangis bahagia. Di susul raja Yabu yang ikut memeluk pangeran Keito yang sedang dipeluk oleh ratu Inoo.
“Sungguh mengharukan,, huhuhu.” Kata peri Daiki yang ikut2 terbawa suasana.
“Baiklah kalau begitu, kurasa cukup dulu bersedih rianya ya, sekarang ini saatnya kita mengembalikan tuan putri.” Kata pangeran Yamada yang memberhentikan suasana haru tadi.
“Ya, kau benar, sebaiknya kita segera menyembuhkan putri Chinen.” Kata raja Yabu. Kemudia mereka semuapun berjalan menuju kamar tuan putri Chinen.
“Tuan putri” Kata pangeran Yamada sambil mendekati kasur dimana putri Chinen terbaring.
Kemudian tanpa basa basi, pangeran Yamada langsung mencekokkan air bunga Moonlight ke dalam mulut putri Chinen.
Namun setelah memasukan air bunga Moonlight kedalam mulut putri Chinen, putri Chinen belum juga bangun. Melihat itu, pangeran Yamada langsung bersedih.
“Putri Chinen, kumohon, bangunlah, kumohon.” Kata pangeran Yamada sambil mengguncang-guncangkan tubuh putri Chinen. Terlihat dari wajahnya pangeran Yamada begitu sangat sedih, dan tak lama kemudian ia meneteskan air mata. Para penonton yang melihat pangeran Yamada menangis, ikut2an menangis.
“Baiklah kalau begitu, maafkan aku putri Chinen, jika aku tak bisa membangunkanmu, tapi dari  lubuk hatiku yang paling dalam, sungguh , aku sangat mencintaimu.” Kata pangeran Yamada dengan nada yang amat sangat lembut. Kemudian, pangeran Yamada mengecup bibirnya putri Chinen, dengan air mata yang terus mengalir di pipinya hingga ikut membasahi pipi putri Chinen.
Tak lama kemudian, ternya , akhirnya putri Chinenpun terbangun dari tidurnya yang panjang.
“Putri Chinen, kau sudah bangun?” Tanya pangeran Yamada dengan wajah yang begitu bahagia.
“Pangeran.” Kata putri Chinen dengan nada yang begitu lemah karena baru bangun tidur.
“Putri Chinen!” Kata para penonton diruangan itu dengan serentak. Kemudian pangeran Yamadapun langsung memeluk erat putri Chinen.
“Chinen, aku sungguh mencintaimu.” Kata pangeran Yamada sambil memeluk putri Chinen.
“Aku juga pangeran Yamada.” Balas putri Chinen yang sambil membalas pelukan pangeran Yamada.

Dan akhirnya, putri Chinen dan pangeran Yamadapun menikah dan hidup bahagia selamanya......

“Hey!! Yamada, apa yang kau lakukan??! Cepat bantu aku, lihat anak2mu sedang menangis tapi kau malah enak2an tidur di teras. Suami macam apa kau ini.” Bentak putri Chinen.

“Hey~ akukan hanya beristirahat sejenak, masa tidak boleh sih, lagian kenapa kita gak sewa pembantu aja sih.” Balas pangeran Yamada dengan nada agak sewot.

“Apa kamu bilang, memangnya kita ini raja dan ratu apa?!!” bentak putri Chinen

“Yaaa,, seharusnya kita itu menjadi raja dan ratu.” Balasa pangeran Yamada

“Iya, memang seharusnya kita menjadi raja dan ratu, jika tidak ada kakakku.”

“Berarti itu semua salah kakamu donk.”

“Oh tidak bisa, itu sudah ketentuan kerajaan , kau ini bodoh sekali sih.”

“Kalau begitu, kita pinjam uang saja ke kakakmu itu, trus kita sewa pembantu deh.” Kata pangeran Yamada dengan entengnya.

“Enak aja kamu bilang , gak bisa, aku gak mau ngerepotin kakakku, mangkannya krja yang bener, jangan males2an gini donk.” Sewot putri Chinen.

“Huhh~ habisnya sih anak kita banyak banget sih sampe ada 10 gini.” Keluh pangeran Yamada

“Idih~ lagian yang mau itu kamu bukan, aku sih nurut2 aja kata kamu. Udah deh, sekarang cepet buati susu anget buat si Kento dan s Yuma, lihat mereka nagis terus.” Perintah putri Chinen kepada suaminya pangeran Yamada.

“Haduh,, iya deh iya..”

Sementara panglima Rytaro, menikah dengan salah satu dayang kerajaan atau bisa disebut sahabat putri Chinen.

“Sayang, ayo dimakan, makan siangnya, keburu dingin nih.” Kata seorang perempuan manis yang sedang mengandung kira2 8 bulan.

“Terima kasih banyak ya , sayang. Hemmm, sepertinya enak,, kamu juga mau makan na?” kata panglima Ryutaro sambil mengelus2 perut istrinya itu yang tak lama lagi akan keluar anak mereka.

Sementara itu nasib pangeran Keito, kini ia menjadi raja di kerajaan Ajleng menggantikan posisi ayahnya , raja Yabu. Namun sayangnya sampai saat ini pangeran Keito, eh ,, maksudnya raja Keito belum juga mendapatkan pendamping hidupnya. Raja Keito menyebutkan, ia ingin menghabiskan waktu hidupnya hanya demi rakyat dan kerajaan Ajleng. Akibat itupun kerajaan Ajleng menjadi kerajaan yang yang tentram , aman dan sejahtera.

Sementara nasib penyihir Yuya, kini ia tinggal selama berpuluh2 tahun di pesantren untuk belajar menjadi orang yang lebih baik lagi.

Sementara peri Daiki, kembali belajar menjadi peri yang lebih hebat lagi, salah satu caranya adalah belajar b.inggris di raja Keito. Kebetulan raja Keito juga membuka kursus b.inggris.

Lalu.. yang lainnya seperti penyihir Hikaru, si penghuni hutan bambu Yuto, raja Yabu dan ratu Inoo, hidup bahagia di alamnya masing2.

   ~~~THE END~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar